Spiga

salamsuper

Cerita Mudik I:Duhai Ibu

Mudik kemarin, walaupun tidak lama, banyak kejadian menarik yang bisa kujadikan pelajaran. Diantaranya adalah kisah sukses dari seorang tetangga di kampungku. Haji Didin begitu pria ini akrab di sapa di kampungku. Akhir-akhir ini pria ini menjadi sangat populer dan jadi bahan pembicaraan warga di kampungku. Hal ini dikarenakan bisnis yang dia gelutinya sangat berhasil untuk ukuran daerahku. Betapa tidak, Haji Didin yang tadinya tak lebih hanya seorang buruh serabutan. Dikatakan buruh serabutan dikarenakan dia tidak punya pekerjaan tetap, dia hanya mengandalkan warga sekitar yang menyuruhnya. Terkadang disuruh angkat-angkat barang,kadang ikut jadi kuli bangunan,terkadang juga jadi buruh cangkul di sawah. Tetapi kini haji Didin telah berubah 180 derajat, beliau sudah menjadi juragan boneka dan tas di kampungku, dimana para pekerjanya adalah sebagian besar warga di kampungku yang sebelumnya tidak punya pekerjaan tetap. Bahkan mayoritas ibu-ibu rumah tangga dan dan kaum muda yang tidak merantau ke kota. Hal ini dikarenakan pekerjaan ini bisa dikerjakan siapa saja di rumah masing-masing. Dari mulai mesin jahit,bahan dan polanya sudah diberikan dari sang bandar. Ibu-ibu rumah tanggga pun bisa melakukannya di waktu senggang,bahkan anak-anak usia sekolahpun masih bisa mengerjakannnya usai kegiatan sekaolah. Lumayan bagi warga kampung, upahnya bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari dan uang sekolah anak-anak.

Kesuksesan haji Didin, tak lepas dari hasil kerja keras dan keuletannya. Setelah bosan jadi kerja serabutan, dia pun jadi buruh jahit untuk kerajinan boneka kain dan tas. Dia mengambil bahan dari seorang bandar di kampung sebelah. Didin mudapun terus bekerja dengan ulet dan selalu menyisihkan sebagian pendapatannya untuk di tabung. Karena keuletan,kecakapan dan kejujurannya dalam bekerja, Didin muda pun diberikan kepercayaan lebih oleh sang boss. Secara tidak langsung dia pun bisa tahu lebih banyak tentang seluk-beluk bisnis ini. Dia menjadikan boss dan orang-orang disekelilingnya sebagai guru.

Dan hasilnya bisa dirasakan sekarang. Dalam waktu yang relatip singkat, dia sendiri sekarang sudah melampaui kesuksesan sang guru. Kini dia sudah menjadi jalan rizki bagi banyak orang, bisa berbuat lebih banyak lagi untuk menolong sesama. Dan dia pun sudah bisa dua kali menunaikan ibadah haji, termasuk menghajikan ibunda tercinta.

Yang menarik dari kesemua ini adalah dia sangat berbeda dengan kebanyakan orang. Dia sangat memuliakan ibunya, dia sangat ingin membahagiakan ibunya. Diapun bekerja sekuat tenaga demi membahagiakan sang ibu. Pernah suatu ketika di tanya, apa sih rahasia kesuksesan dari pak haji? "Rahasia keberhasilan saya adalah Jujur, Ulet disiplin dan punya impian. Tapi tahukah anda kesemua itu tak akan ada apa-apanya tanpa pertolongan Alloh SWT. Dan saya yakin hal terbesar kenapa Alloh SWT terus-terusan menolong saya?, syariatnya adalah do'a tulus dari Ibunda saya, beliau selalu mensupport saya dimasa-masa saya sulit".

Maka dari itu Haji Didin sangat sayang dan memuliakan ibunya, setiap hendak beraktifitas diapun selalu memohon do'a restu terlebih dahulu dari sang ibu. Malahan pernah suatu ketika Pak Haji ini akan bepergian dalam urusan bisnis, seperti biasa dia pergi ke rumah ibunya untuk mohon do'a restu. Kebetulan sang ibu sedang bepergian, maka Pak Haji ini dengan sabar menungggunya sampai ibunya kembali, dia tidak mau beranjak sebelum bertemu dengan sang Ibu.

Sangatlah pantas Rosulalloh menegaskan dalam sabdanya "Ridhonya Alloh tergantung Ridhonya Ibu Bapak,dan murkanya Alloh tergantung murkanya Ibu Bapak" malahan dalam hadits lain disebutkan "Dua hal yang siksaannya akan Alloh segerakan ketika masih di dunia, yaitu zina dan menyaikiti kedua orang tua."

Mungkin bagi sebagian pembaca, kisah ini sangat sederhana. Masih kalah heroik dari kisah-kisah legenda atau testimoni yang lainnya. Tetapi bagi saya, karena ini terjadi dilingkungan saya, menjadi teramat istimewa. Subhanalloh, mendengar kisah ini, saya sangat malu dengan diri saya sendiri. Terus terang sampai saat ini saya belum bisa membahagiakan kedua orang tua saya, bahkan terkadang berbicarapun suka bernada tinggi, yang mungkin bisa menyinggung orang tua saya. Tetapi Ibu saya selalu tersenyum, dan selalu meberikan nasihat-nasihatnya dengan penuh sayang. Kalau saya sedang kelihatan suntuk, beliau selalu tanya "ada masalah apa...?, coba ceritakan mungkin ibu bisa bantu...?". Kasih sayang mereka sangat tulus, dan akan sangat bahagia kalau melihat anaknya bahagia. Walaupun sejak keluar SD sampai SMA saya berjauhan dengan ibu,karena saya harus tinggal di Asrama yang lumayan jauh dari rumah, paling saya baru bisa pulang sebulan sekali atau terkadang lebih. Selepas SMA sayapun harus melanjutkan kuliah di luar kota. Tapi kesemua ini tidak menghalangi kedekatan saya dengan ibu.

Ingin rasanya berbuat lebih untuk membuat orang tua bahagia, terutama ibu. Ingin juga menghajikan keduanya,yang merupakan keinginan beliau sejak lama. Tetapi apa daya hanya baru sekedar cita-cita. Saya hanya baru bisa berusaha mengoptimalkan potensi saya, untuk membuat mereka selalu tersenyum. Duhai Ibu... terimakasih dan Maapkan aku, aku belum bisa membahagiakan Ibu, do'akan aku agar bisa memuliakan Ibu.

Salam sayang dan hormat dari ananda tercinta.

0 komentar: