Spiga

salamsuper

Semangat Pak Tua


Sebut saja Pak Mar, begitu teman-teman akrab memanggilnya, saya kenal sama belau baru Tiga hari yang lalu,tepatnya 18 November 2006, ketika Group Perusahaan-ku mengadakan E-Gathering di Puncak. Pak Mar salah satu karyawan di anak perusahaan, yang masih satu Group dengan perusahaan tempatku bekerja. Pertama aku melihat beliau ketika kami akan naik Bis, kebetulan saya dengan Pak Mar satu Bis.

Kesan pertama saya melihat beliau cukup kaget juga, kok masih ada karyawan sesenior ini?, maklum saja di tempat-tempat kerja sebelumnya teman-teman saya kebanyakan masih muda, rata-rata seusiaku, paling senior usianya 50 tahun-an,itupun posisinya sudah boss atau ownernya.

O.. iya saya bejerja diperusahaan ini baru 3 bulan-an, jadi belum banyak teman yang saya kenal, apalagi dari anak perusahan yang lain, di tambah lagi anggota Bis kami dibaur, jadi tidak mengelompok berdasarkan anak perusahan atau divisinya, sudah barang tentu kebanyakan orang yang satu Bis tidak saya kenal sebelumnya.

Tetapi yang menarik pehatian saya, ya Pak Tua itu tadi, yang akrab dipanggil Pak Mar. kelihatan dari raut mukanya selalu cerah, berseri, langkahnya tegap, giginya masih putih bersih, walau kedutan diwajahnya tidak bisa menutupi beliau dari usia yang sesungguhnya.

Ketika Bis mau berangkat saya melihat beliau sibuk dengan handphon-nya, ternyata dia sedang menerima telepon dari sang istri tercinta, menanyakan kabarnya apakah sudah sampai atau belum. Maklum kami harus berkumpul dan berangkat dari kantor pusat pukul 06.00 pagi. Tadinya saya mau menyempatkan diri ngobrol dengan beliau di Bis, tetapi karena kami tidak satu tempat duduk, akhirnya saya urungkan niat untuk ngobrol-ngobrol dengan beliau.

Tiba malam Gathering pas kami makan malam, saya duduk sendirian di meja makan yang sudah di setting panitia dengan masing-masing 4 kursi duduk. Tiba-tiba ada seseorang yang datang dan menyapaku, "selamat malam, mamaf kursi ini kosong?, boleh saya duduk disini?", reflek saya jawab, oh.., kosong Pak, silahkan Pak", ternyata yang menyapa itu pak Mar, wah kebetulan neh, gumam saya, sedari siang saya mencari-cari kesempatan untuk sekedar ngobrol-ngobrol dengan beliau. Pak Mar menyantap makanannya dengan lahapnya, kalau saya sudah sedari tadi selesai makan.

Selesai Pak Mar menghabiskan makanannya, saya mencoba membuka pembicaraan, "Bapak nginap di kamar berapa?", "Saya dikamar 311" jawabnya. Kemudian pembicaraan kami sangat panjang lebar, dari mulai pekerjaan, keluarga, dan masalah-masalah yang lainnnya, yang menjadi pelajaran sangat berharga bagi saya, dimana usia saya tidak mencapai 1/2-nya dari usia beliau.

Dari obrolan itu saya jadi tahu bahwa Pak Mar merupakan karyawan paling senior di Group Perusahaan kami, beliau sudah bergabung sejak perusahaan ini buka, kurang lebih 20 tahun yang lalu. Usia beliau sekarang sudah 72 tahun (mungkin sesuisa dengan Almarhum kakek saya), mempunyai satu istri yang tinggal di Rumah kontrakan di Depok. Jadi Pak Mar tiap hari PP Depok-Jakarta naik Kreta Express.

Sempat saya tanya kenapa tidak cari kontakan di Jakarta aja yang dekat dengan kantor, katanya disamping kontrakan di Jakarta mahal, istrinya tidak betah tinggal di Jakarta. Sementara ketiga anaknya sudah berkeluarga semuanya dan tinggal di Bandung.

Yang menarik perhatian saya ketika saya tanya kenapa diusia yang sudah 72 tahun masih tetap semngat bekerja. Beliau menjawab, habis mau ngapain lagi di rumah, anak bahkan cucu sudah besar-besar, saya ini tidak terbiasa diam dirumah, walaupun anak-anak saya menyarankan untuk tinggal saja di rumah mereka, tapi saya tidak mau, anggap saja setiap pekerjaan kita ini sebagai ibadah, niatkan ikhlas saja sebagai amal sholeh, insya alloh akan bernilai pahala.., bukankah yang namanya ibadah tidak hanya sekedar sholat dan yang tertuang dalam rukun Islam dan Rukun Iman?, subhanalloh..., mungkin itu rahasia Pak Mar yang selalu kelihatan semangat, ceria, energik dan tanpa beban, dan beliau masih mampu mengikuti semua kegiatan yang di pandu oleh sebuah EO, padahal kegiatannya cukup menyita banyak tenaga dan memerlukan fisik yang kuat, tetapi Pak Mar sanggup dan mampu mengikuti semua kegiatan.

Dan satu lagi yang membuat saya kagum dengan beliau, dari obrolan kami, diusianya yang keduanya sudah senja, beliau sangat sayang sekali kepada istrinya begitupun sebaliknya. Itu dibuktikan dengan istrinya yang selalu telpon menanyakan kabar Pak Mar. begitupun sebaliknya, ketika beliau dapat doorprize berupa sebuah payung, walau hanya sebuah payung beliau sangat gembira, wah kebetulan katanya, ini buat istri saya, payung di rumah sudah rusak. Subhanalloh, mungkin ini yang Alloh maksud kasih sayang sesuai firmanNya di dalam Al-qur'an “...dan di antara tanda-tanda yang membuktikan kekuasaan dan rahmat-Nya ialah bahawa ia menciptakan untuk kamu (wahai kaum lelaki) isteri dari jenis kamu sendiri supaya kamu bersenang hati dan hidup mesra dengannya dan dijadikan-Nya di antara kamu (suami isteri) perasaan kasih-sayang dan belas kasihan. Sesungguhnya yang demikian itu mengandungi keterangan- keterangan (yang menimbulkan kesedaran bagi orang yang berfikir)...”.(ar-Rum: 21).

Sempat terbersit dalam pikiran saya, apa iya setiap saya berangkat untuk bekerja saya niatkan ikhlas semata-mata untuk ibadah?, malahan yang terpikir yang lain-lain, seperti takut kena sangsi, supaya dapat bonus, supaya tetap dipakai sama boss dll. Dan kalau Alloh menakdirkan panjang umur kepada saya, di usia senja nanti akankah saya masih semangat seperti halnya Pak Mar?, bagaimana dengan Anda...?

Jakarta, 21 November 2006

0 komentar: