Spiga

salamsuper

Uniquely Singapore II: Negara yang menyimpan sejuta keunikan


Berbicara masalah Singapura, mungkin perlu tulisan yang sangat panjang, untuk mengupas detail negara kecil mungil ini. Bagaimana tidak, Negara yang luasnya saja tidak lebih luas dari luas wilayah Jabodetabek ini, telah berubah menjadi negara raksasa dikawasan asia, dan sangat diperhitungkan di tingkat dunia.

Dari sekian banyak perusahaan eropa atau amerika yang mempunyai cabang di kawasan asia, maka mereka rata-rata memiliki pusat untuk kawasan asia pacific di singapura. Tak heran pertumbuhan ekonominya kian melejit, seiring dengan banyaknya investor kelas dunia, menanamkan modalnya di negeri ini.

Secara kasat mata saja, kesan pertama ketika mendarat di Bandara Singapura, sangat menakjubkan. Bagaimana tidak, negara yang katanya adalah merupakan satelit dunia, untuk kawasan asia pacific, masih sangat peduli dengan lingkungan. Pohon-pohon rimbun menghiasi sepanjang perjalalanan kami dari bandara changi menuju orchad, dimana kami menginap. Sepanjang perjalanan pohon-pohon besar dan hutan kota, tak putus kami lewati. Dan unik-nya kami tak pernah melihat satupun pedagang kaki lima, yang biasanya menghiasi pinggiran jalanan Jakarta dimalam hari.

Selama kami beraktifitas di singapura, kamipun tidak pernah melihat polisi. Tetapi lalu lintas aman dan lancar, sekalipun tak ada yang ngatur. Pernah hal ini kami tanyakan pada sopir taxi, dia bilang polisi disini pada monitor layar dikantor, karena di sepanjang jalanan sudah dipasang kamera dimana-mana, sekali mereka keluar, paling untuk nilang katanya.

Hal lainnya adalah semua pembayaran public rata-rata menggunakan electronic. Termasuk masuk jalan tol kalau di Indonesia. Disetiap mobil pribadi dan umum sudah terpasang sebuah mesin khusus dan sebuah kartu, dimana kartu tersebut diisi dengan debet uang pemilik mobil tersebut. Setiap mobil yang melewati jalan berbayar, maka mesin akan secara otomatis akan memotong jumlah uang yang kita debetkan pada kartu tersebut. Mungkin hal ini yang akan ditiru bang Yos untuk menjadikan jalan berbayar menggantikan jalan 3 in 1. Hal yang sama juga berlaku bagi kendaraan yang terkena tilang, jadi tidaka da ceritanya siding di tempat, atau titip sidang pada sang penilang :-D.

Ketika kami ingin menggunakan jasa MRT (kereta api kalau di Indonesia), tak ada satupun petugas penjual dan penjaga ticket. Pembayaran dilakukan Full interaksi dengan mesin. Kita hanya tekan tujuan pada peta jalur kereta, maka berapa harga tiket akan mucul dilayar. Tinggal kita masukan uang yang cukup, maka ticket akan keluar, beserta kembalian jika uangnya lebih. Dan uang yang dimasukan pun boleh coin atau kertas, dia akan dikenali nilainya asal memasukannya ke lobang yang tepat, dan yang dimasukkan uang dolar singapura tentunya, bukan yang lain :-D.

Hal lain yang membuat kami takjub adalah dari sisi kebersihan. Soal kebersihan, pemerintah singapura tidak ada toleransi. Setiap orang yang buang sampah sembarangan akan terkena denda sangat tinggi. Untuk itu sepanjang perjalanan kami, hampir tidak paernah menemukan sampah, kecuali satu atau dua lembar daun pohon yang mungkin baru jatuh dan belum sempat dibersihkan. Jangankan sampah, selama disini kami tidak pernah melihat tikus,kecoa,semut bahkan nyamuk. Tidak tahu bagaimana mereka pada tidak kelihatan, teman ku bilang mungin karena disini serba denda, kelompok tikus dan serangga pun pada gak mau nonghol takut kena denda katanya..:-D.

Hal lain yang membuat saya kagum, ketika hujan deras datang dan waktunya cukup lama, sekitar 3 sampai 4 jam. Ketika hujan reda tak ada genangan air di jalanan, dan air yang mengalir di selokan-pun warnanya jernih. Sangat berbeda dengan Jakarta, tak kecuali dengan pusat bisnis di kawasan Thamrin sekalipun, kalau hujan segitu lama, pasti ada genangan air, dan sudah dipastikan Jakarta akan macet total. Berikutnya akan aku kupas tentang wisata belanja dan kuliner di negeri ini.

0 komentar: