Spiga

salamsuper

Sholat Dzuhur Di Istiqlal

Sejak kepindahan kantorku dari daerah Thamrin Jakarta Pusat ke Daerah Pasar Baru Jakarta Pusat, setiap dzuhur aku selalu sholat dzhuhur di masjid istiqlal masjid kebanggaan bangsa. Maklum jaraknya cukup dekat dari kantorku hanya beberapa puluh meter saja. Jadi sehabis makan siang aku langsung menuju masjid terbesar di indonesia ini.

Sebelumnya pintu masuk mesjid yang dibuka kecuali hari jum'at hanya beberapa saja, di sebelah utara hanya pintu depan gereja katedral saja yang dibuka, sementara yang lainnya ditutup. Hal ini katanya demi keamanan, padahal kantorku ada di dekat halte busway Juanda, jadi lumayan jauh harus jalan ke arah pintu katedral. Tapi tak masalah, toh katanya setiap langkah ke mesjid akan dihitung kebaikan dan pahala, tapi ya itu kalau tengah hari lumayan panas dan berkeringat, dan pulang ke kantornya suka agak telat. Tapi alhamdulillah belakangan ini pintu arah juanda di buka setiap menjelang sholat, rupanya banyak yang usul untuk dibuka, sebab dari arah sini banyak jamaah yang tidak jadi masuk mesjid gara-gara masuknya harus muter-muter.


Sholat dzuhur di mesjid istiqlal memang lebih asyik, dibanding di mushola kantorku yang kecil dan harus antri. Disana bisa ikut berjamaah, tempatnya lebih sejuk, dan sehabis sholat selalu ada tausyiah dengan materi yang beragam dan ustadz yang berbeda pula. Banyak ilmu dan wawasan keagamaan yang aku dapat dari sini.

Setiap ustadz selesai menyampaikan materi ceramahnya, selalu diadakan sesi tanya jawab. Subhanalalloh cukup antusias juga para mustami' untuk bertanya, terutama ketika ada peristiwa-peristiwa yang booming seperti adanya perbedaan sholat idul fitri pada tahun 2006 ini, dan pligaminya Aa Gym. Pada sesi ini sampai-sampai panitia harus menambah waktu untuk seasion tanya jawab. Ternyata jamaah yang ikut tidak hanya berasal dari daerah Jakarta saja, dari luar jakarta seperti Bekasi dan Bogor juga banyak yang mengikuti kajian setiap dzuhur ini.

Sejuk dan nyamannya masjid istiqlal rupanya dimanfaatkan oleh para karyawan dan musafir untuk beristirahat dan dan melepas kepenatan dengan tiduran disana. Sampai para keamanan masjid hampir setiap hari merapihkan orang-orang yang tidur siang di mesjid, supaya tidak tidur di karpet mesjid. Tidur sebenarnya tidak dilarang asal di koridor mesjid yang tidak berkarpet. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan bagi jamaah yang
melakukan sholat, karena saat tidur kita tidak tahu apa yang keluar dari mulut kita, dan sudah barang tentu akan mengotori karpet yang biasanya dipakai sholat tentunya.

0 komentar: