Spiga

salamsuper

Mengenggam Harapan

Sepasang suami istri menggelar dagangannya di trotoar jalan. Saat itu petang turun terburu-buru. Lampu jalan tak cukup terang menerangi dagangan mereka. Di kanan kiri tumpukan puing-puing bongkaran pasar mengepung. Di depan, berlalu lalang kendaraan dan langkah-langkah cepat. Siapa pula yang tertarik membeli? Namun, mereka berdua silih berganti menyapa dan menawarkan dagangan. Kaos anak warna warni, sapu tangan, rok kecil, dan entah apa lagi. "Wahai suami istri pedagang, mengapa kalian yakin akan ada yang membeli dagangan itu. Bagaimana kalian menjajakan barang ditengah keremangan dan keriuhan seperti ini?


"Kami tak kehilangan harapan," begitulah jawabnya. "Itulah satu-satunya kekuatan kami. Kami tak tahu apa dan bagaimana membesarkan usaha ini, namun kami tahu harapan takkan pernah meninggalkan mereka yang menggenggamnya." Berterimakasihlah pada orang-orang kecil yang memberikan teladan dan memberikan teladan dan menebar harapan perbaikan hidup pada kita. Mereka tiang penyangga yang menahan lagit dan keruntuhan. Mereka peredup terik mentari kehidupan yang adakalanya terasa panas membakar. Bagaimana dengan anda? (sumber NN)

0 komentar: